Selasa, 08 April 2008

Bagaimana seorang presiden mampu menjalin komunikasi yang baik dengan para menteri-menterinya yang berasal dari beragam partai?

Bagaimana seorang presiden mampu menjalin komunikasi yang baik dengan para menteri-menterinya yang berasal dari beragam partai?

Di dalam komunikasi dikenal adanaya frame of refrence dan field of expreience.

Field of experience adalah luas ruang lingkup pengalamanyang sesusai(focok) dimana para partisipan komunikasi dapat melakukan fungsinya dengan baik.Swebagai contoh seseorang yang hobi sepak bola akan lebih mudah berbicara sepakbola kepada orang yang memiliki hobi sepakbola. Frame of refrence adalah kesamaan frame berpikir dalam mengartikan simbol-simbol oleh para partisipan komunikasi. Dalam hal ini contohnya adalah misalnya dalam suatu desa diadakan proyek pemugaran rumah yang antara lain dikemukankan bahwa sebagai syarat kesehatan sebuah rumah harus memiliki jendela. Ternyata dalam penyampaiaannya komunikator lupa dalam menyampaikan fungsi jendela sehingga rumah itu memenuhi syarat kesehatan. Warga tetap memugar rumah dan memasang jendela. Tetapi pada kenyataannya sejak pagi hingga malam jendela yang syudah dibuat terus ditutup. Mereka baru mengetahui kesalahannya ketika juru penerangan kecatmatan menjelaskan fungsi jendela, agar pada siang hari jendela dibuka sehingga sinar mataharidan udara masuk, yang mengakibtakan rumah jadi sehat dan tidak jadi sarang nyamuk. Ini adalah contoh perbedaan frame of refrence yang mengakibatkn perbedaan pemahaman.

Semakin adanya kecocokan frame of refrence dan field of expreience antara perserta komunikasi maka semakin baik komunikasi yang dilakukan.

Jika dikaitkan dengan pola komunikasi antara presiden dan menteri-menterinya

ada beberapa dapat melakukan beberapa hal yangf dapat dilakukan oleh presiden.

1. Pemilihan menteri-menteri

Pemilihan menteri-menteri yang hampir sesuai dengan frame of refrence dan field of expreience presiden selain kemampuan dalam bidangnya, sehingga terjadi kecocokan antara presiden maupun menterinya.

Hal ini terbukti telah dilakukan oleh Presiden Susilo B. Yudhoyono saat ia memilih calon menteri-menterinya dengan memanggil satu persatu calon menterinya ke rumah pribadinya sebelum menjabat presiden.

2. Melakukan pendekatan secara personal dan persuasif

Selama masa-masa menjabat perlunya adanya pendekatan-pendekatan personal dan persuasif agar dapat terjalin hubungan yang dekat antara presiden dan menterinya. Misalnya melakukan forum-forum informal seperti lobi-lobi kecil di luar forum rapat.

3. Mengaskan peran dan kedudukan

Presiden harus mampu mengaskan peran dan kedudukan baik presiden dan menterinya dalam jalannnya roda pemerintahan. Para menteri yang notabene juga merupakan anggto partainya masing-masing masing harus mampu menempatkan diri dan lebih mengutamakan kepetingan negtara daripada kepentingan partaianya.

Tidak ada komentar: