Selasa, 08 April 2008

Struktur Ilmu

Struktur Ilmu

(Peter R. Senn)

Ilmu Merupakan salah satu cara manusia untuk memperadabkan diri. Secara lambat laun manusia sampai pada suatu kesimpulan bahwa mendapatkan kebenaran adalah tujuan utama manusia. Perkembangan ilmu pada masa lampau sampai sekarang merupakan jawaban dari rasa ingin tahu manusiauntuk mengetahui kebenaran.

Tetapi apa yang disebut benar? Sekarang kebenaran memiliki konotasi yang lebih penting atu kurang penting tergantung dari pendapat individual. Terdapat mereka yang menemukan kebenaran dalam agama, seni, jugqa mereka yang mendapatkan kebenaran dari kesatraan. Kaebanyakan ilmuwan mengakui tidak semua pengalaman manusia dewasa ini dapat diselidiki secara keilmuan. Para ilmuwan umumnya membatasi penelaahan mereka pada daerah pengalaman diman secara objek tif, logis da sistemastis merka mungkin mengumpulkan pengetahuan yang dapat dipercaya.

Untuk kebanyakan ilmuwan, kebenran baru diketahui jika dapat mer4amalkan apoa yang akan terjadi di bawah syarat tertentu. Oleh karena itu para ilmuwan tidak memajukan tuntutan seakan-akan metode ini dapat mencakup semua lapangan. Mereka puas pada fralsafah ” biarlah masing-masing mengatur dirinya sendiri, dan terserrah kepada masing-masing menentukan spesifikasinya yang eksak dari tujuan akhir yang dikejar. Mereka tahu garis beasar arah tujuan namuan tujauan jauh ssekali. Proses perjalanan ke arah kebenaran itu sendiri sudah merupakan kepuasan.

1. Sistem Ilmu

Ilmu dapat dianggap sebagai suatu sistem yang menghasilkan kebenaran. Dan seperti juga sistem-sistem lainya dia memiliki komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut antara lain, perumusan masalah, pengamatan dan deskripsi, penjelasan dan ramalan dan kontrol.

Tiap komponen ini memiliki metode tersendiri. Metode keilmuan adalah cara yang singkat mendeskripsikan sistem ilmu yang menghasilak pengetahuam yang dapat dipercaya beserta metode spesifikdari tiap komponen sistem tersebut.

Hal yang sangat menolong dalam mempelajari komponen-komponen ini adalah pengertian tentang salah satu ciri utama ilmu adalah ilmu mempunyai sifat mengoreksi dirinya sendiri. Tiap komponen dari sitem memiliki unsur yang dapat menemukan kesalahan itu. Oleh karena itu manusia maka kebanyakan manusia menganggap ilmu merupakan alat yang mampu menemukan kebenaran. Namun ini bukan berarti ilmu tidak memilki kesalahan. Tentu saja tidak benar. Tetapi hal yang lebih penting adalah kenyataa bahwa sistem ilmu dibuat sedemikian rupa, sehingga cepat atau lambat kesalahan akan diketahui dan diperbaiki.

a. Perumussan masalah

Sering dikatakan bahwa hal yang paling penting dalam penelaahan keilmuan adalah perumusan masalah dengan baik. Dalam sejarah ilmu, kemajuan yang pesat sering disebabkan orang merumuskan masalah yang lama dalam perumusan baru dalam mencapai pemecahan yang lebih baik.

Suatu cara yang biasanya dilakukan dalam menemukan dan merumuskan maslah adalah melewati persepsi kita dalam menghadapi kesulitan tertentu.

Merasakan adanya kesukaran juga bisa terjadi bila kita ingin melakukan sesuatu yang tak bisa lakukan. Bisa saja kita tak mampu mengidentifikasi sebuah situasi atau objek yang menarik perhatian kita.

Masalah yang lebih spesifik kebanyakan ditemukanoleh para ilmuwan sendiri. Sebagai salah satu syarat utama hubungan antara ilmuwan dan masalah adalah ia menaruh perhatian besar terhadap masalah tersebut.

Sebenarnya sukar untuk mendapatkan definisi tentang masalah baik yang baik dalam ilmu.Walaupun begitu, kita tak usah mengkaji aspek filosofis dari pertanyaan ini, namun dengan langsung memusatkan perhatian kepada masalah yang dianggap pertanyaan tersebut.

Ciri ideal dari sebuah masalah keilmuan bahwa masalah itu penting. Masalah keilmuan penting karena beberapa hal. Pertama karena pemecahannya berguna. Kedua karena maslah menghubungkandalam suatu kesatuan pengetahuan yang sebelumnya dianggap berdiri sendiri. Ketiga maslah menjadi penting karena ia mampu mengisi celah yang masih ketinggalan dalam khazanah pengetahuan kita.

Penilaian terhadap sebuah masalah penting atau tidak masih menjadi bersifat individual dalam ilmu disebabkan karena kita belum memiliki aturan spesifik tentang perumusan masalah. Ilmu bersifat demokratis dalam berbagai hal seperti tampak diatas.

Sekali maslah yang menarik dan penting telah dipilih, terdapat ciri-fciri tertentu dari perumusan masalah secara keilmuan. Sebuah maslah haruslah secara tepat dinyatakan agar kita dapat memilih fakta-fakta yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Ciri lain deari maslah adalah sebuah maslah harus dapat dijawab dengan jelas. Ciri berikut maslah adalah jawabanya harus dapat diuji oleh orang lain. Selanjutnya masalah harus dapat dirumuskan secara sedemikian rupa sehingga pengumpulan data dapat dilkaukan secara objektif. Maslah keilmuan pun harus dapat dijawab lewat penelaahan ilmu dimana tersedia data secara nyata atau secara potensial tersedia. Selain itu maslah keilmuan memiliki unsur pengukuran dan definisi dari variabel yang terdapat dalam mkaslah tersebut.

Perumusan maslah merupakan titik tolak dari penelaahan keilmuan. Tidak semua pertanyaan penting dapat diatasi oleh keilmuan. Tiap ilmuwan bersifat terbatas dalam tingkat keilmuan sekarang dimana konsep, data, pengalaman nilai dan ide bersifat terbatas pula. Keterbatasan ini menjelaskan mengapa ilmu tidak dapat memecahkan semua maslah manusia.

Jika maslah telah dirumuskan dengan bai, hasil perumusan ini biasanya disebut sebagai hipotesis. Hipotesis merupakan pernyataan yang dapat diuji tentang hubungan-hubungan sesuatu yang sedang diselidiki.

b. Pengamatan dan deskripsi

Klasifikasi, pemberian nama dan penataan sifat-siafat tertentu, merupakan bagaian yang penting dari bagaiamana ilmuwan melakukan pengamatan.

Kareana manusia banyaka berpikir dalam bahasa, semua cabang ilmu mengembangkan bahasa khusus dalam mengamati dan menguraikan spek-aspek yang lebih luas yang dapat dicakup secara tehnis keilmuan.

Tak satu pun dari komponen ilmu yang tidak tergantung dari komponen lain. Jadi dalam tahap permulaan dimana dirumuskan atau sesudah hipotesis diajukan, maupun langkah-langkah, selanjutnya sperti persiapan pengumpulan data, prosedur keilmuan membutuhkan danya langkah perantara. Langkah perantara ini hakekatnya adalah proses pemeriksaan semua hal yang telah dilakukan.

Langkah perantara yang lain adalah memikirkan metode apayang akan dipakai dalam pengujian hipotesis dengan memperhatikan waktu, tenaga kerja, efisiensi dari tiap metode yang mungkin diterapka.

Langkah selanjutnya adalah tinjauan pustaka. Jika seorang ilmuwan mulai menyelidiki suatu masalah, maka langkah pertama yang harus diambil setelah merumuskan masalah adalah melakukan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka menggambarkan paa yang telah dilakukan para ilmuwan lainnya dan hal ini mencegah duplikasi yang tidak perlu. Tinjauan pustaka sering memberikan jalan tentang langkah mana yang harus ditempuh dalam mendekati hipotesis. Dengan mempelkajari yang telah ada, dia munmgkin bisa mendapatkan ide yang berguan tentang cara bagaiomana hal yang harus dilakukan. Kadang kita bisa melihat kesalahan yang dapat dihindari. Dalam melakukan tinjauan pustaka ini yang penting adalah bagaimana mebuat catatan dari segenap informasi yang kita dapatkan.

Tiap diskusi yang lanjut tentang metode keilmuan memperingatkan kita bahwa fakta tak dapat bicara sendiri. Fakta baru dapat klita mengerti dalam ruang lingkup sistem pengetahuan.Kita tidak dapat membuat persepsi tanpa melakukan penafsiran. Jadi seorang ilmuwan harus mulai kegiatan pengamatannya dengan menbyadari hal ini terlebih dulu dan baru menetapkan apa yang akan dicfari yang bisa disebut keilmuan.

Ditinjau dari segi hipotesis yang diajukan, seorang ilmuwan pertama-tama harus memutuskan tingkah laku apa atau benda mana yang akan diamati atau dideskripsikan.Ilmu yang berbeda mempergunkan tehnik yang berbeda pula. Pada umumnya ilmuwan mepergunakan alat apa saja yang sekiranya akan menolong dalam menyelidikihipotesis. Walaupun begitu, dia harus berhati-hati karena dalam kenyataannya persepsi panca indera manusia bersifat temporer dan tak dapat dipercaya; apa yang dilihat atau didengar hanya diingat, baik diteliti atau tidak. Dalam hal ini memmbatu ilmuwan semisal tape recorder untuk merekam suara.

Hampir semua metode keilmuan memerlurkan pengukuran. Pengukuran berarti membandingkan objek tertentu dengan angka-angka atau menurut cara-cara tertentu.

c. Penjelasan

Setelah ilmuwan melakukan pengamatan, membuat deskripsi dan mncatat data yang menurut dia relevan dengan maslahnya, dia menghadapi maslah terpenting dari usahanya yakni memberi penjelasan.

Penjelasan dalam ilmu pada dasarnya menjawab pertanyaan “mengapa” . Berikut ini terdapat beberapa cara memberikan penjelasan secara keilmuan.

· Penjelasan Deduktif

Penjelasan ini terdiri dari serangkaian pernyataan dimana kesimpulan tertentu disimpulkan setelah menetapkan aksioma . Biasanya penjelasan ini menggunakan silogisme.

· Penjelasan Probalistik

Terdapat semacam pernyataan yang tidak dapat dijawab oleh deduktif. Pernyatan ini biasanya jawabanya “mungkin;hampir pasti;dalam batas5%” dan jawaban tersebut disebut jawaban probalistik. Hal ini dapat terjadi karena sejumlah besar manusia atau individu dengan bermkacam-maca, tingkah laku, dimankita tidak mengetahui faktor yang memp[engaruhinya.

· Penjelasan Genetis

Penjelasan genetis menjawab pertanyaan ”mengapa” dengan apa yang sebelumnya terjadi. Contohnya, jika kita ingin menerangkan mengapa seorang anak memiliki rambut tertentu, maka cara genetis dapat digunakan, yakni melihat faktor kerturunan dikatkan dengan orang tuannya.

· Penjelasan fungsional

Bentuk penjelasan yang lain yang sering dijumpai dalam ilmu adalah penjelasan “mengapa”dengan jalan menyelidiki tempat atau objek diteliti dalam keseluruhan sistem diman objek itu berada.

Patut ditekankan bahwa dari semua bentuk penjelasan diatas, tak satu pun dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan ilmu. Oleh karena itu ilmuwan menggunakan cara berbeda dalam menjelaskan masalah berbebeda.

d. Ramalan

Kebanyakan ilmuwan tidak puas dengan hipotesis yang diajukan dan tidak disahkan kebenarannya dengan cara memmungkinkan adana ramalan dan kontrol. Ada beberapa ramalan yang biasa digunakan antara lain

· Hukum

Hukum dalam ilmu sosial berarti ketertaturan fundamental yang dapat diterapkan pada hakekat manusiaDalam ilmu alam, hukum gravitasi sering dipakai menjelaskan ramalan itu.

· Proyeksi

Ramalan yang dibuat dengan melihat kejadian sebelumnya untuk membuat pernyataan hari depan.

· Struktur

Ramalan yang didasarkan struktur dari benda atau manusia atau institusi bersangkutan.

· Institusional

Masih dalam hubungan dengan struktur adalah ramalan yang berdasarkan cara suatu institusi bersangkutan

· Masalah

Dalam hal-hal tertentu adalah mungkin bagi kita untuk meramalkan berdasarkan penentuan masalah apa yang akan menonjol.

· Tahap

Cara peramalan dengan melihat tahap dari suatu perkembangan yang berurutan.

· Utopia

Cara ini ilmuwan membayangkan apa yang mungkin atau terjadi dari pengetahuan yang kita ketahui sekarang. Kemudian meramalakan apa y6ang akan terjadi berdasarkan penegetahuan teoritis.

Tidak ada komentar: