Selasa, 08 April 2008

MAnfaat belajar Ilmu Komunikasi

1. Manfaat belajar ilmu komunikasi?

Sebelum membahas manfaat ilmu komunikasi perlu kita lihat terlebih dahulu arti penting dari komunikasi itu sendiri. Manusia merupakan manusi monodualisme. Pernyataan nini mengeandung makna bahwa manusia selain sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, dirinya memeliki kpentingan pribadi, sedangkan sebagai makhluk sosial ia merupakan bagian dari suatu lingkuangan pergaulan sosial.

Dalam konteks manusia sebagai makhluk msosial, manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lain. Oleh karena itu dalam menjalin hubungan dengan manusia lain, manusia memerlukan komunikasi.

Seorang muslim begitu bangun tidur mendengar adzan subuh dan melakukan shalat subuh, juga melakukan komunikasi, yaitu komunikasi antara dirinya dengan sang pencipta. Komunikasi disebut komunikasi transdental. Komunikasi ini bersifat personal. Ketika shalat terkadang seorang muslim meneteskan air mata, sambil memohon diperi petunjuk oleh Sang Pencipta. Shalat merupakan media komunikasi transdental, sehingga dirinya teringankan dari segala bebannya.

Manusia sejak lahir sudah berkomunikasi, contohnya seorang bayi dengan cara menaggis mengkomunikasikan keinginannya. Sebagai seorang ibu, yang memiliki naluri , ia pasti sudah mengerti maksud tangisan bayinya yang belum bicara, misalnya dengan segera memmberikan asi.

Dari apa yang dilakukan terbukti bahwa komunikasi yang dilakukan manusia , sebenarnya merupakan hal pokok dalam kehidupan manusia.

Melalui komunikasi orang dapat memmpengaruhi dan merubah sikap orang lain, membentuk konsensus, membuat keputusan. Dengan melihat contoh diatas kita dapat melihat eksistensi manusia dan hubungan sosialnya dengan lingkuangan sosialnya. Kualitas sosial manusia ditentukan bagaimana manusia itu berkomunikasi.

Komunikasi merupakan suatu hal yang paling penting dan merupakan aspek yang paling kompleks dalam kehidupan manusia. Kehidupan kita sehari hari sangat kuat dipengaruhi oleh komunikasi kita dengan orang lain maupun pesan pesan yang kita terima dari orang lain yang bahkan tidak kita kenal baik yang sudah hidup maupun sudah mati, dan juga komunikator yang dekat maupun jauh jaraknya. Karena itu komunikasi sangat vital untuk kehidupan kita, maka sudah sepatutnya komunikasi mendapat perhatian yang sungguh sungguh.

Komunikasi merupakan ilmu, karena struktur sebuah ilmu meliputi aspek aksiologi, epitomologi dan ontologi. Aksiologi mempertanyakan deminsi utilitas (faedah, peranan dan kegunaan). Epistomologi menjelaskan norma norma yang dipergunakan ilmu pengetahuan untuk membenarkan dirinya sendiri. Sedangkan ontologi mengenai struktur material dari ilmu pengetahuan. Komunikasi memenuhi semua aspek dari sebuah ilmu, oleh karena itu komunikasi bisa berdiri sendiri sebagai sebuah ilmu.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki arti penting dalam kehidupan. Dari hal tersebut pula dapat ditarik kesimpulan tentang manfaat belajar ilmu komunikasi.

Dalam berbicara manfaat belajar ilmu komunikasi tidak dapat dilepaskan dari filsafat ilmu komunikasi itu sendiri. Dalam secara umum kajian filsafat ilmu mencakup :

  1. Aspek Ontologis
  2. Aspek Epistomologi
  3. Aspek Aksiologi

Ontologis: What It Is?

ONTOLOGI berarti studi tentang arti ada dan berada tentang cirri-ciri esensial dari yang ada dalam dirinya sendiri, menurut bentuknya yang paling abstrak (Suparlan: 2005). Ontolgi sendiri berarti memahami hakikat jenis ilmu pengetahuan itu sendiri yang dalam hal ini adalah Ilmu Komunikasi. Ilmu komunikasi dipahami melalui objek materi dan objek formal. Secara ontologism, Ilmu komunikasi sebagai objek materi dipahami sebagai sesuatu yang monoteistik pada tingkat yang paling abstrak atau yang paling tinggi sebagai sebuah kesatuan dan kesamaan sebagai makhluk atau benda. Sementara objek forma melihat Ilmu Komunikasi sebagai suatu sudut pandang (point of view), yang selanjutnya menentukan ruang lingkup studi itu sendiri. Contoh relevan aspek ontologis Ilmu Komunikasi adalah sejarah ilmu Komunikasi, Founding Father, Teori Komunikasi, Tradisi Ilmu Komunikasi, Komunikasi Manusia, dll.

Epistemologis: How To Get?

HAKIKAT pribadi ilmu (Komunikasi) yaitu berkaitan dengan pengetahuan mengenai pengetahuan ilmu (Komunikasi) sendiri atau Theory of Knowledge. Persoalan utama epsitemologis Ilmu Komunikasi adalah mengenai persoalan apa yang dapat ita ketahui dan bagaimana cara mengetahuinya, “what can we know, and how do we know it”; (Lacey: 1976). Menurut Lacey, hal-hal yang terkait meliputi “belief, understanding, reson, judgement, sensation, imagination, supposing, guesting, learning, and forgetting”. Secara sederhana seebtulnya perdebatan mengenai epistemology Ilmu Komunikasi sudah sejak kemunculan Komunikasi sebagai ilmu. Perdebatan apakah Ilmu Komunikasi adalah sebuah ilmu atau bukan sangat erat kaitannya dengan bagaimana proses penetapan suatu bidang menjadi sebuah ilmu. Dilihat sejarahnya, maka Ilmu Komunikasi dikatakan sebagai ilmu tidak terlepas dari ilmu-ilmu social yang terlebih dahulu ada. pengaruh Sosiologi dan Psikologi sangat berkontribusi atas lahirnya ilmu ini. Bahkan nama-nama seperti Laswell, Schramm, Hovland, Freud, sangat besar pengaruhnya atas perkembangan keilmuan Komunikasi. Dan memang, Komunikasi ditelaah lebih jauh menjadi sebuah ilmu baru oada abad ke-19 di daratan Amerika yang sangat erat kaitannya dengan aspek aksiologis ilmu ini sendiri. Contoh konkret epistemologis dalam Ilmu Komunikasi dapat dilihat dari proses perkembangan kajian keilmuan Komunikasi di Amerika (Lihat History of Communication, Griffin: 2002). Kajian Komunikasi yang dipelajari untuk kepentingan manusia pada masa peperangan semakin meneguhkan Komunikasi menjadi sebuah ilmu.

Aksiologis: What For?

HAKIKAT individual ilmu pengetahuan yang bersitaf etik terkait aspek kebermanfaat ilmu itu sendiri. Seperti yang telah disinggung pada aspek epistemologis bahwa aspek aksiologis sangat terkait dengan tujuan pragmatic filosofis yaitu azas kebermanfaatan dengan tujuan kepentingan manusia itu sendiri. Perkembangan ilmu Komunikasi erat kaitannya dengan kebutuhan manusia akan komunikasi. Kebutuhan memengaruhi (persuasive), retoris (public speaking), spreading of information, propaganda, adalah sebagian kecil dari manfaat Ilmu Komunikasi. Secara pragmatis, aspek aksiologis dari Ilmu Komunikasi terjawab seiring perkembangan kebutuhan manusia.

2. Perbedaan antara fakta, konsep, generalisasi, preposisi, asumsi, teori.

Untuk mempermudah dalam menemukan perbedaan diantara kelima hal tersebut, dapat dilihat dari definisi yang ada.

Menurut Bertrand Russel fakta adalah segala sesuatu yang berada di dunia, ini berarti gejala apapun baik gejala alam maupun gejala human merupakan fakta yang bisa menjadi bahan baku bagi pembentukan konsep-konsep, namun demikian karena luasnya, maka tiap-tiap ilmu akan menyeleksi fakta-fakta tersebut sesuai dengan orientasi ilmunya.

Konsep adalah label atau penamaan yang dapat membantu seseorang membuat arti informasi dalam pengertian yang lebih luas serta memungkinkan dilakukan penyederhanaan atas fakta-fakta sehingga proses berfikir dan pemecahan masalah lebih mudah

Generalisasi. Adalah kesimpulan umum yang ditarik berdasarkan hal-hal khusus (induksi), generalisasi menggambarkan suatu keterhubungan beberapa konsep dan merupakan hasil yang sudah teruji secara empiris (empirical generalization),

Dalam suatu teori, konsep-konsep sering dinyatakan dalam suatu relasi atau hubungan antara dua konsep atau lebih yang tersusun secara logis, pernyataan yang menggambarkan hubungan antar konsep disebut proposisi,

Asumsi adalah sesuatu yang dianggap tidak berpengaruh atau dianggap konstan. Asumsi dapat berhubungan dengan syarat-syarat, kondisi-kondisi dan tujuan.

Teori terdiri dari sekumpulan konsep yang umumnya diikuti oleh relasi antar konsep sehingga tergambar hubungannya secara logis dalam suatu kerangka berpikir tertentu.

Jika digambarkan hubungan antara seemua hal tersebut adalah sebagai berikut :

TEORI

GENERASLISASI

KONSEP

FAKTA-FAKTA

Fakta merupakan permulaan mengembangkan konsep, generalisasi dan teori. Gejala merupakan gejala-gejala humanis ataupun lam yang dapat diamati. Fakta menjadi dasar pembentukan konsep, generalisasi dan teori, tanpa adanya fakta tidak dapat terbentuk tiga hal tersebut.

Bagaimana dapat dikembangkan sebuah teori tanpa adanya fakta-fakta yang mendukungnya..

Konsep merupakan kelanjutan dari fakta-fakta. Dalam konsep, fakta-fakta diletakan dalam bentuk lebih sederhana. Maksud bentuk yang lebih sederhana adalah faakta-fakta yang sudah ada dibuat dalam bentuk informasi yang memiliki arti lebih luas. Tujuan hal ini adalah untuk mempermudah proses berpikir.

Generalisasi merupakan proses penarikan kesimpulan dari refrensi konsep-konsep yang ada. Generalisasi dikaui kebenaranya pada suatu saat memungkinakan untuk dimodifokasi bila diperoleh fakta baru atau bukti baru, bahkan mungkin juga ditinggalkan jika bukti baru itu mengingkarinya. Generalisasi berbeda dengan teori karena teorti bersifat lebih universal dan lebih kompleks, sehingga teori sudah dapat digunkana untuk menjelaskan dan meramalkan kejadian-kejadian. Hal ini menunjuakan bahwa generalisasi dapat menjadi teori setelah mengalami uji verifikasi

Teori terdiri dari sekumpulan konsep yang umumnya diikuti oleh relasi antar konsep sehingga tergambar hubungannya secara logis dalam suatu kerangka berpikir tertentu. Konsep pada dasarnya merupakan suatu gambaran mental atau persepsi yang menggambarkan atau menunjukan suatu fenomena baik secara tunggal ataupun dalam suatu kontinum, konsep juga sering diartikan sebagai abstraksi dari suatu fakta yang menjadi perhatian ilmu, baik berupa keadaan, kejadian, individu ataupun kelompok. Umumnya konsep tidak mungkin/sangat sulit untuk diobservasi secara langsung, oleh karena itu untuk keperluan penelitian perlu adanya penjabaran-penjabaran ke tingkatan yang lebih kongkrit agar observasi dan pengukuran dapat dilakukan.

Letak preposisi disini merupakan teori, konsep-konsep sering dinyatakan dalam suatu relasi atau hubungan antara dua konsep atau lebih yang tersusun secara logis. dengan demikian konsep merupakan himpunan yang membentuk proposisi, sedangkan proposisi merupakan himpunan yang membentuk teori.

Asumsi memberikan hakekat, bentuk dan arah argumentasi. Dan asumsi bermaksud membatasi masalah.” dalam setiap judgment dan atau kesimpulan dalam bidang ilmu di dalamnya tersirat suatu anggapan dasar tertentu yang menopang kekuatan kesimpulan/judgmen tertentu.

Daftar Pustaka

Sarwoko.(2004).Buku Ajar Pengatar Ilmu Komunikasi.Bandar Lampung. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNILA

Suharsaputra, Uhur. Filsafat Ilmu.

Suhartono, Suparlan. (2005). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Ar Ruzz

Effendi, Onong Uchjana. (1993). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.Citra Aditya bakri.

www.mail-archive.com

www.sarwono.net

www.ekawenats.blogspot.com

www.quotegarden.com/philosophy.html

www.infectionary.blogspot.com

www.damandiri.or.id

Tidak ada komentar: